Kamis, 15 Maret 2012

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN SISWA TK DALAM PEMBELAJARAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI PENERAPAN MEDIA GAMBAR


PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN
SISWA TK DALAM PEMBELAJARAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI PENERAPAN MEDIA GAMBAR
DI TK. ……………………………………….
TAHUN PELAJARAN .............



LAPORAN HASIL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS


Disusun Guna Memenuhi Persyaratan …………………………
………………………………………………………..
………………………………………………




















Oleh:

                                                           


 
 
PEMERINTAH KABUPATEN ……………………..
TAMAN KANAK-KANAK …………………………..
KECAMATAN …………………….
…………..

BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang

Pendidikan Taman Kanak-Kanak merupakan salah satu bentuk pendidikan pra sekolah yang terdapat di jalur pendidikan sekolah (PP No. 27 Tahun 1990). Sebagai lembaga pendidikan pra-sekolah, tugas utama Taman Kanak-Kanak adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap perilaku, keterampilan dan intelektual agar dapat melakukan adaptasi dengan kegiatan belajar yang sesungguhnya di Sekolah Dasar.
Pandangan ini mengisyaratkan bahwa Taman Kanak-Kanak merupakan lembaga pendidikan pra-sekolah atau pra-akademik. Dengan demikian Taman Kanak-Kanak tidak mengemban tanggung jawab utama dalam membina kemampuan akademik anak seperti kemampuan membaca dan menulis. Substansi pembinaan kemampuan akademik atau skolastik ini harus menjadi tanggung jawab utama lembaga pendidikan Sekolah Dasar.
Alur pemikiran tersebut tidak selalu sejalan dan terimplementasikan dalam praktik kependidikan Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar di Indonesia. Pergeseran tanggung jawab pengembangan kemempuan skolastik dari Sekolah Dasar ke Taman Kanak-Kanak terjadi di mana-mana, baik secara terang-terangan maupun terselubung. Banyak Sekolah Dasar seringkali mengajukan persyaratan atau tes “membaca dan menulis”. Lembaga Pendidikan Sekolah Dasar seperti ini sering pula di anggap sebagai lembaga pendidikan “berkualitas dan bonafide”.
Peristiwa praktik pendidikan seperti itu mendorong lembaga pendidikan Taman Kanak-Kanak maupun orang tua berlomba mengajarkan kemampuan akademik membaca dan menulis dengan mengadapsi pola-pola pembelajaran di Sekolah Dasar. Akibatnya, tidak jarang Taman Kanak-Kanak tidak lagi menerapkan prinsip-prinsip bermain sambil belajar atau belajar seraya bermain, sehingga Taman Kanak-Kanak tidak lagi taman yang indah, tempat bermain dan berteman banyak, tetapi beralih menjadi “Sekolah” Taman Kanak-Kanak dalam makna menyekolahkan secara dini pada anak-anak. Tanda-tandanya terlihat pada pentargetan kemampuan akademik membaca dan menulis agar bisa memasukkan anaknya ke Sekolah Dasar favorit.
Mengajarkan membaca dan menulis di Taman Kanak-Kanak dapat dilaksanakan selama batas-batas aturan pengembangan pra-sekolah serta mendasarkan diri pada prinsip dasar hakiki dari pendidikan Taman Kanak-Kanak sebagai sebuah taman bermain, sosialisasi, dan pengembangan berbagai kemampuan pra-skolastik yang lebih substansi yaitu bidang pengembangan kemampuan dasar yang meliputi kemampuan berbahasa atau membaca kognitif, fisik-motorik dan seni.
Mencermati kondisi kegiatan pembelajaran membaca dan menulis di Taman Kanak-Kanak yang berlangsung sebagaimana digambarkan di atas, perlu dilakukan penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan tertentu yang direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi. Dengan serangkaian tindakan itu diharapkan dapat mengubah suasana pembelajaran ke arah pembelajaran yang lebih memungkinkan siswa terlibat secara aktif dan menyenangkan. Hal itu dapat dicapai dengan melalui pembelajaran menggunakan media gambar. Media gambar adalah penyajian visual 2 dimensi yang dibuat berdasarkan unsur dan prinsip rancangan gambar, yang berisi unsur kehidupan sehari-hari tentang manusia benda-benda, binatang, peristiwa, tempat dan sebagainya (Taufik Rachmat, 1994).
Gambar banyak digunakan guru sebagai media dalam proses belajar mengajar, sebab mudah diperoleh tidak mahal dan efektif, serta menambah gairah dalam motivasi belajar siswa.

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SAINS MELALUI PEMANFAATAN TANAMAN APOTIK HIDUP


BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Taman Kanak-kanak adalah salah satu bentuk pendidikan formal untuk anak usia prasekolah yaitu 4-6 tahun. Taman Kanak-kanak menjembatani anak dari keluarga ke pendidikan di sekolah dasar.
Tujuan pendidikan di Taman Kanak-kanak itu adlaah untuk mengembangkan kemampuan fisik, kognitif, bahasa, sosial emosional, konsep diri, disiplin, kemandirian, seni, moral dan nilai-nilai agama.
Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar di Taman Kanak-kanak harus disesuaikan dengan tahap-tahap perkembangan anak, karena kegiatan belajar di Taman Kanak-kanak dirancang untuk membentuk perilaku dan mengembangkan kemampuan dasar yang ada dalam diri anak usia Taman Kanak-kanak.
Pengembangan potensi yang dimiliki anak termasuk didalamnya mengembangkan kognitif terutama pengembangan bidang sains itu memiliki peranan yang sangat penting dalam membantu mengembangkan dasar kemampuan dan pembentukan sumber daya manusia yang diharapkan.
1
 
Menurut kurikulum di Taman Kanak-kanak, kurikulum sains itu di antaranya: 1) mengelompokkan benda dengan berbagai cara yang diketahui anak misal: menurut warna, bentuk, ukuran, dan lain-lain, 2) menunjuk sebanyak-banyak benda, hewan, tanaman yang mempunyai warna bentuk ukuran atau ciri-ciri tertentu, 3) membedakan macam-macam rasa, bau dan suara berdasarkan percobaan, 4) membedakan konsep kasar melalui panca indera, 5)percobaan dengan magnet, mengamati dengan kaca pembesar, 6) menceritakan hasil percobaan sederhana tentang warna dicampur, proses pertumbuhan tanaman (biji-bijian, umbi-umbian, batang-batang, daun) dan lain-lain.
Kegiatan sains sangat diperlukan untuk anak usia dini karena melalui kegiatan sains naka belajar untuk mengobservasi pertanyaan menggali melakukan percobaan atau eksperimen, memprediksi dan keterampilan-keterampilan memecahkan masalah.
Bekal kemampuan dan kreativitas yang tinggi akan mampu memfasilitasi dan menemukan cara-cara yang produktif dalam mendongkrak pengenalan dan penguasaan sains pada anak usia dini, kemampuan kreatif akan menghasilkan sesuatu yang positif bagi pembelajaran sains.
Dalam pengembangan sains, guru harus betul-betul memahami karakteristik anak dan lingkungan, dan itu akan menjadi titik tolak dalam memperkenalkan sains pada anak usia dini. Perkenalkan anak dengan lingkungan sekitar mereka seperti tanaman di sekitar sekolah. Dengan penyediaan tanaman di sekolah maka memperkenalkan sains kepada mereka tidak perlu jauh-jauh, di samping itu pembelajaran sains akan menjadi lebih nyata dan efisien, karena jarak antara sekolah dan tanaman relatif berdekatan, anak juga diperkenalkan dengan kegiatan praktis yang lebih bermakna. Dengan melibatkan anak belajar dan bekerja melalui tanaman sekolah melatih mereka menyenangi pekerjaan dan menanamkan berdisiplin misalkan dengan dibiasakan menyiram tanaman.
Dari sisi guru, ketersediaan tanaman merupakan medium yang efektif bagi demonstrasi berbagai konsep dan kajian sains yang seharusnya dikuasai oleh anak dengan kata lain tanaman sekolah merupakan laboratorium alamiah. Dalam pembelajaran metode yang digunakan harus sesuai dengan perkembangan anak, jangan menggunakan metode yang monoton karena dengan penggunaan metode yang monoton dalam pembelajaran, anak akan merasa jenuh dan pemahaman anak kurang optimal.
Dalam penelitian ini, obyek yang akan di observasi adalah TA Muslimat NU Sendangkulon yang berlokasi di Sendangkulon, Kecamatan Kangkung, Kabupaten Kendal. TK Sendangkulon berdiri sejak tahun 2003 dan kondisi gedung masih sama sejak dulu, lantainya belum keramik dan sekarang lantainya sudah menggunakan karpet, sarana dan prasarana masih kurang memadai tapi untuk kegiatan pembelajaran sudah layak walaupun alat peraga pembelajaran masih kurang memadai.
Di TA Sendangkulon, kegiatan sains jarang dilakukan karena sarana dan prasarana untuk kegiatan sains masih kurang dan metode yang digunakan masih monoton. Dalam pembelajaran, guru jarang melakukan percobaan-percobaan, guru sering memberikan pembelajaran sains dengan memberi tugas lewat lembar kerja anak dan pengenalan tentang lingkungan sekitar yang dilakukan sehingga mengakibatkan kemampuan sains kurang dan pembelajaran sains masih kurang optimal.
Berdasarkan observasi peneliti di TA Muslimat NU Sendangkulon diketahui bahwa guru sering menggunakan lembar kerja anak dan jarang melakukan percobaan-percobaan dalam pembelajaran sains dan kurangnya pengenalan tentang lingkungan sekitar, mengakibatkan anak kurang memahami kegiatan sains.
Atas dasar tersebut, maka penelitian tentang upaya meningkatkan kemampuan sains melalui pemanfaatan tanaman apotik hidup di TA Muslimat NU Sendangkulon Kecamatan Kangkung Kabupaten Kendal perlu dilakukan.
B.     Identifikasi Masalah
Dari refleksi yang telah dilakukan, penulis merumuskan identifikasi masalah sebagai berikut:
1.      Kurangnya sarana prasarana untuk kegiatan Sains.
2.      Hasil percobaan/eksperimen anak masih belum optimal.
3.      Masih kurangnya kegiatan Sains dalam proses belajar mengajar di TK.
4.      Kurangnya sosialisasi tentang tanaman apotik hidup.
5.      Kurangnya kegiatan pembelajaran tentang tanaman apotik hidup.
6.      Pengetahuan anak tentang tanaman apotik hidup masih kurang.
C.     Pembatasan Masalah
Memperhatikan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas perlu adanya pembatasan masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian ini adalah upaya meningkatkan kemampuan sains anak kelompok B TA Muslimat NU Sendang Kulon melalui pemanfaatan tanaman apotik hidup khususnya tentang mengamati tanaman.
D.    Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, dapat dirumuskan “Apakah ada peningkatan kemampuan sains anak TK Muslimat NU Sendangkulon melalui pemanfaatan tanaman apotik hidup?”
E.     Tujuan Penulisan
1.      Tujuan Umum
Untuk meningkatkan kemampuan sains anak TK Muslimat NU Sendangkulon.
2.      Tujuan Khusus
Untuk meningkatkan kemampuan sains anak TK Muslimat NU Sendangkulon melalui pemanfaatan tanaman apotik hidup.
F.      Manfaat Penelitian
Selain tujuan penelitian yang akan dicapai, penelitian ini juga mempunyai manfaat sebagai berikut:
1.      Secara Teoritis
Dapat menambah wawasan pengetahuan, mengembangkan ilmu dan meningkatkan sains anak.
2.      Secara Praktis
a.       Bagi anak
1)      Dapat meningkatkan kemampuan sains anak.
2)      Dapat membantu anak mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar.
b.      Bagi guru
1)      Dapat meningkatkan kemampuan profesionalnya dalam memecahkan masalah.
2)      Sebagai evaluasi keberhasilan kegiatan pembelajaran yang telah diberikan pada anak.
3)      Dapat membantu rekan guru TK untuk mengetahui pentingnya kemampuan sains anak melalui pemanfaatan tanaman apotik hidup.
4)      Mampu mengembangkan kemampuan anak sesuai dengan perkembangannya.
c.       Bagi sekolah
1)      Sekolah mempunyai cara baru dalam melakukan kegiatan pembelajaran.
2)      Sebagai masukan dalam menyusun program selanjutnya.

Pengikut